TUHU BANGUN, Regional Head PTPN I Regional VII. Memberikan Materi dalam Santiaji Jurnalistik dan Kehumasan Bongkar Post Group 2025, di Ballroom Hotel Horison, Bandarlampung,Minggu (19/10/2025)/ poto bongkarpost
Bandarlampung, BP –
Dalam era digital yang terus berkembang, peran kepemimpinan dan kehumasan menjadi semakin penting dan menantang. Region Head PTPN I Regional 7, Tuhu Bangun, menekankan bahwa pemimpin modern harus adaptif, empatik, dan berjiwa humanis untuk membawa organisasi tetap relevan di tengah perubahan.
“Seorang CEO modern memimpin dengan empati, memberdayakan inovasi, dan memastikan bahwa kemajuan melayani kemanusiaan bukan sebaliknya,” ujar Tuhu Bangun, saat memberikan materi dalam acara Santiaji Jurnalistik dan Kehumasan Bongkar Post Group 2025, di Ballroom Hotel Horison, Bandarlampung, Minggu (19/10/2025).
Tuhu juga menekankan pentingnya nilai-nilai BUMN dalam membentuk karakter, integritas, dan profesionalisme insan perusahaan. Nilai kepribadian “SPORTIF” yang dipegang teguh di PTPN mencerminkan semangat kerja keras, jujur, dan kolaboratif.
Dalam konteks kehumasan, Tuhu menekankan bahwa humas harus menjadi penasihat ahli dan fasilitator komunikasi yang bekerja berdasarkan riset, perencanaan matang, pelaksanaan efektif, serta evaluasi terukur. Pendekatan kehumasan yang efektif harus berangkat dari enam prinsip utama, yaitu mendengar sebelum berbicara, menggunakan narasi empatik, melakukan humanisasi citra, menjaga konsistensi pesan, menjunjung transparansi dan kejujuran, serta membangun citra lewat storytelling.
Tuhu juga menyoroti perubahan besar yang terjadi dalam praktik kehumasan akibat transformasi digital. Kehumasan di era digital menuntut kecepatan, keterbukaan, dan interaksi dua arah yang intensif antara organisasi dan publik.
Dalam era 5.0, kolaborasi antara teknologi canggih dan nilai kemanusiaan menjadi hal utama. “Fokus humas di era 5.0 adalah kolaborasi antara teknologi dan humanisme untuk menciptakan komunikasi yang personal, inklusif, dan etis,” ujar Tuhu.
Kepemimpinan adaptif sangat penting dalam menghadapi tantangan global dan transformasi digital. Pemimpin modern harus adaptif, empatik, dan berjiwa humanis untuk membawa organisasi tetap relevan di tengah perubahan. Mereka harus memiliki kemampuan untuk mencari solusi, bukan memperbesar masalah, serta memiliki visi yang jelas untuk menginspirasi orang lain.
Dalam konteks kehumasan, peran humas di era modern tidak bisa lagi dipandang sebatas penyampai pesan. Humas harus menjadi penasihat ahli dan fasilitator komunikasi yang bekerja berdasarkan riset, perencanaan matang, pelaksanaan efektif, serta evaluasi terukur. Pendekatan kehumasan yang efektif harus berangkat dari enam prinsip utama, yaitu;
– Mendengar sebelum berbicara
– Menggunakan narasi empatik
– Melakukan humanisasi citra
– Menjaga konsistensi pesan
– Menjunjung transparansi dan kejujuran
– Membangun citra lewat storytelling
Masih menurut Tuhu, dalam era digital, kehumasan juga harus mampu mengelola reputasi digital dengan bijak, menerapkan prinsip ESG, dan melakukan kolaborasi lintas generasi. Pemimpin humas di era digital harus memiliki empat keterampilan utama, yaitu;
– Kecerdasan emosional dan empati
– Kemampuan adaptif terhadap perubahan
– Penguasaan teknologi komunikasi
– Pemikiran kritis dan kreatif dalam mengolah informasi. “Dengan demikian, kepemimpinan adaptif dan kehumasan yang efektif dapat membantu organisasi mencapai tujuannya di tengah tantangan global dan transformasi digital”, tutupnya.
Editor : MR Masjudin
Sumber Berita : Bongkar Post