Diduga Dapur MBG Mengolah Bahan Kualitas Rendah Raup Laba Besar, Siswa Santap MBG Beracun

Saturday, 30 August 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bandar Lampung, BP

Memasuki hari ketiga program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kelurahan Sukabumi terkonfirmasi banyak murid sekolah yang mengalami gejala keracunan.

Hal tersebut diungkap oleh beberapa orang tua murid. Mereka mengatakan anak-anakhya mengalami gejala mual, perut sakit, pusing, hingga muntah, dan ada yang harus dirawat di rumah sakit.

“Anak saya alami mual pusing di rumah setelah dapat makan gratis di sekolahnya. Hari ini (Sabtu) nggak sekolah karena masih pusing kepalanya,” ungkap Amin orang tua murid.

“Kawan-kawan anak saya di sekolahnya alami juga (mual pusing), kemarin banyak yang pulang belum selesai jam pelajaran sekolah setelah santap MBG,” tambahnya.

Mirisnya, saat didatangi pada Sabtu (30/8/2025), pihak Dapur MBG, SPPG  Yayasan Asri Amanah Barokah Tirtayasa ketika dikonfirmasi awalnya membuka gerbang, namun setelah tahu dari media, bergegas gerbang ditutup rapat – rapat.

Dihubungi via ponsel, telpon dan kirim pesan WhatsApp, pihak dapur MBG pun tidak merespon.

Diketahui, SPPG Yayasan Asri Amanah Barokah Tirtayasa mendistribusikan 3 ribu porsi MBG ke sekolah yang ada di wilayah Kecamatan Sukabumi, yaitu SDN 2 Sukabumi, SDN 2 Campang Raya, SMPN 31 Campang Raya dan SMKN 5 Sukabumi.

Peristiwa murid keracunan setelah santap MBG tidak hanya terjadi Sukabumi namun sudah menyebar hampir di seluruh titik di Indonesia. Pemerintah, dalam hal ini Badan Gizi Nasional hendaknya harus mengawasi serta mengevaluasi dapur MBG selaku mitranya.

Bisa jadi karena satu dapur terlalu banyak ambil porsi yang harus ditangani hingga jeda waktunya terlalu lama MBG didistribuikan ke sekolah. Atau menu yang masih panas yang langsung dikemas (packing) dalam wadah stainless yang kedap udara bisa juga jadi penyebab proses makanan terpapar gas hingga timbul racun.

BACA JUGA  Modus Tutor Fiktif, Kejari Tulang Bawang Tetapkan Dua Tersangka Dugaan Korupsi PKBM

Pihak sekolah pun seolah tak mau ambil pusing. Tak ada satupun kepala sekolah yang mau memberikan keterangan. Sementara Camat Sukabumi, menyerahkan persoalan ini ke Dapur MBG (yayasan, red)

Di rumah siswa, orangtua geram lantaran anaknya jadi korban keracunan tapi tidak ada satupun, baik pihak sekolah maupun dapur MBG yang mau bertanggungjawab. Alhasil, orangtua murid mengobati anaknya dengan uang sendiri, tanpa perhatian apalagi pertanggungjawaban dari pihak terkait. Ada yang berobat ke puskesmas, dan rumah sakit.

“Kami berharap kepada pihak terkait bertanggungjawab. Untuk kedepannya dibenahilah (MBG), beri anak-anak kami makan bergizi kualitas terbaik agar kami para orang tua murid tidak was-was anak-anak menyantap MBG”, harap mama Egi. (mr)

Berita Terkait

Menghormati Dengan Akal Sehat: Mengawasi dan Menuntut Tanggung Jawab dalam Konteks Kebijakan Publik
Gubernur Mirza: Tingkatkan PAD dan Perketat Efisiensi Belanja
Buntut Kebijakan Pemotongan Transfer ke Daerah TA 2025
Sinergi antara Media Sosial dan Media Konvensional: Memperkuat Dampak Komunikasi
Kontroversi Menteri Keuangan, 26 pegawai Pajak dipecat, Purbaya: “Enggak bisa diampuni lagi.”
TKD Dipangkas Rp 580 Miliar, Belanja OPD Kena Imbas
1.082 P3K Pemprov Lampung Tahap II Dilantik, Sulpakar: Jaga Marwah dan Citra ASN
2026, Target PAD Pemkot Bandar Lampung Rp 2,9 Triliun

Berita Terkait

Wednesday, 15 October 2025 - 16:28 WIB

Menghormati Dengan Akal Sehat: Mengawasi dan Menuntut Tanggung Jawab dalam Konteks Kebijakan Publik

Monday, 13 October 2025 - 19:06 WIB

Gubernur Mirza: Tingkatkan PAD dan Perketat Efisiensi Belanja

Friday, 10 October 2025 - 12:30 WIB

Buntut Kebijakan Pemotongan Transfer ke Daerah TA 2025

Thursday, 9 October 2025 - 07:37 WIB

Sinergi antara Media Sosial dan Media Konvensional: Memperkuat Dampak Komunikasi

Thursday, 9 October 2025 - 07:12 WIB

Kontroversi Menteri Keuangan, 26 pegawai Pajak dipecat, Purbaya: “Enggak bisa diampuni lagi.”

Berita Terbaru

E-Paper

Gubernur Mirza: Tingkatkan PAD dan Perketat Efisiensi Belanja

Monday, 13 Oct 2025 - 19:06 WIB

Berita Online

Buntut Kebijakan Pemotongan Transfer ke Daerah TA 2025

Friday, 10 Oct 2025 - 12:30 WIB