Irjen Pol Helmy Santika dan Irjen Pol Helfy Assegaf. Serah Terima Jabatan Kapolda Lampung di Rupatama Polda Lampun, Senin (3/11/2025)/ foto.dok Humas Polda Lampung
“Perubahan kepemimpinan adalah peluang untuk maju. Bagi warga Lampung, ini berarti polisi yang lebih dekat, lebih cepat tanggap, dan lebih inovatif.”
Bandar Lampung, BP – Di tengah hiruk-pikuk rutinitas pagi yang biasa di Mapolda Lampung, ada momen transisi yang penuh makna hari ini. Ruang Rupatama Polda Lampung menjadi saksi bisu serah terima memori kesatuan jabatan Kapolda, di mana Irjen Pol Helfi Assegaf, S.I.K., M.H., secara resmi menerima tongkat komando dari pendahulunya, Irjen Pol Helmy Santika, S.H., S.I.K., M.Si. Bukan sekadar formalitas, acara ini seperti “briefing rahasia” yang merangkum pencapaian dua tahun terakhir sekaligus membuka lembaran baru untuk keamanan Provinsi Lampung yang kian dinamis.
Udara pagi yang masih segar dengan rintik hujan ringan, dihadiri para pejabat utama (PJU) Polda Lampung yang siap menyambut era baru. Karo Rena Polda Lampung membuka sesi dengan paparan komprehensif—data provinsi, profil kesatuan, hingga capaian kinerja Polda dan Polres jajaran periode 2023–2025. Hasilnya? Penurunan indeks kriminalitas, peningkatan pelayanan masyarakat, dan penanganan efektif isu lalu lintas seperti kemacetan serta parkir liar yang sering bikin warga Lampung geram. “Ini bukti sinergi kita bekerja,” ujar Irjen Helfi Assegaf dalam sambutannya, sambil menyampaikan apresiasi mendalam atas dedikasi tim di bawah kepemimpinan Helmy Santika.
Momen Simbolis: Pataka “Wira Bhakti Ruwa Jurai” Diserahkan di Lapangan Apel
Tak berhenti di ruang rapat, transisi ini dilengkapi upacara serah terima pataka “Wira Bhakti Ruwa Jurai” di lapangan apel Mapolda. Pataka itu—simbol semangat kesatuan Polri—diserahkan langsung oleh Irjen Helmy Santika ke tangan Irjen Helfi Assegaf, di tengah barisan personel yang tegap. Acara berlangsung tertib dan lancar, meski cuaca mendung tak menyurutkan antusiasme. Ini bukan hanya ritual; ini pengingat bahwa kepemimpinan baru harus melanjutkan warisan sambil berinovasi menghadapi ancaman seperti kejahatan siber dan mafia BBM yang masih mengintai di Tulang Bawang.
Irjen Helmy Santika, yang kini bergeser ke posisi Irwasum Mabes Polri, tak lupa menyisipkan pesan khusus: “Jaga integritas, adaptasi dengan tantangan baru, dan prioritaskan pelayanan prima.” Pesan itu seperti “warisan emas” yang langsung disambut anggukan setuju dari Kapolda baru. Sementara itu, Irjen Helfi menekankan kolaborasi antar-jajaran sebagai kunci utama. “Kita harus solid, seperti tim sepak bola yang saling passing untuk gol kemenangan keamanan Lampung,” katanya, menambahkan sentuhan humor ringan yang bikin suasana lebih hangat.
Siapa Irjen Helfi Assegaf? “Pemburu” Kasus Besar yang Kini Lindungi Lampung, lahir di Blitar, Jawa Timur, pada 22 April 1970, Irjen Helfi bukan nama baru di dunia penegakan hukum. Lulusan Akademi Kepolisian 1992 ini punya rekam jejak panjang: alumni PTIK 2005, Sespim Polri 2008, hingga Sespimti 2018. Ia bahkan pernah belajar investigasi di Amerika Serikat dan Belanda, menjadikannya ahli dalam kasus-kasus rumit. Sebelum ke Lampung, ia menjabat DirTipideksus Bareskrim Polri, di mana ia “memburu” berbagai skandal besar—mulai dari korupsi ACT, pembobolan rekening Rp204 miliar, beras oplosan, pemalsuan Minyakita, hingga jaringan judi online yang merajalela.
Berikut profil singkat Irjen Helfi Assegaf :
Aspek
Detail
Latar Belakang
Lahir 22 April 1970 di Blitar, Jatim. Lulusan Akpol 1992; studi investigasi di AS & Belanda.
Pengalaman Utama
DirTipideksus Bareskrim Polri; tangani kasus korupsi besar seperti ACT, judi online, & pemalsuan BBM.
Fokus di Lampung
Perkuat penegakan hukum ekonomi khusus, keamanan siber, & lanjutkan capaian seperti penurunan kemacetan lalu lintas.
Harapan
Sinergi jajaran untuk capai “Lampung Aman dan Nyaman” di 2026.
Dengan pengalaman seperti itu, tak heran jika masyarakat Lampung—termasuk Serikat Mahasiswa dan Pemuda Lampung (SIMPUL)—menyambutnya dengan harapan tinggi. Mereka bahkan mendesak penuntasan kasus mafia BBM di Tulang Bawang, yang selama ini jadi “duri” di daging sektor energi lokal. Irjen Helfi tampak siap: “Kita akan kejar sampai tuntas, tanpa pandang bulu.”
Dari Transisi ke Transformasi Sertijab ini bukan akhir dari era Helmy Santika, tapi awal dari kolaborasi yang lebih kuat. Lampung, dengan potensinya sebagai gerbang Selatan Sumatra, butuh kepemimpinan yang lincah menghadapi isu seperti migrasi penduduk, pariwisata, dan kejahatan lintas batas.
Akhirnya, momen 3 November 2025 ini mengingatkan kita: Perubahan kepemimpinan adalah peluang untuk maju. Bagi warga Lampung, ini berarti polisi yang lebih dekat, lebih cepat tanggap, dan lebih inovatif.